Sunday, August 19, 2018

Malam lelap

malamku gelap
kutatap
jarimu tertatap
hembusku asap
melahap
segala yang ada di hadap
aku lelap

diantara jarimu
aku meramu
sebuah rasa semu
yang hanya aku yang menjamu
rasa ingin bertemu

ayolah kita bertemu
walau sekejap, tetap lihatmu
walau kau tak balasku

Labels:

Perasaan 'hati'

Mungkin kita butuh waktu yang tepat, buat menuntaskan, menyelesaikan, sebuah perasaan. Kadang, waktu yang cepat bisa menjadi tepat buat sebagian orang. Kadang juga, waktu yang tepat nggak datang dengan cepat.
Hati selalu ingin pulih. Ia selalu ingin kembali. Kembali kuat sebelum Ia terlanjur sakit. Namun, biarpun Ia pulih, baik dengan waktu cepat yang tepat, atau waktu yang cepat namun lambat, sakit itu tetap membekas. Ia selalu ingin mengambil pelajaran.
Atas rasa sakitnya yang disebabkan oleh seseorang yang menyebabkan bekas. Hati nggak menuntut kesempurnaan. Ia nggak meminta agar bekas itu benar-benar hilang. Ia hanya ingin agar rasa sakit itu yang hilang. Baginya cukup. Lalu mengapa manusia masih selalu menuntut kesempurnaan. Manusia masih bersikeras dengan keinginannya untuk menghilangkan bekas itu. Mereka nggak ingin memori pahit mereka itu terulang.
Karena hati Si Perasa. Karena sakit itu masih membekas. Cobalah manusia itu berfikir, sekali-kali jangan meminta lebih. Bersyukurlah, ketika rasa sakit itu dapat hilang. Meskipun, dengan air mata.

Labels: