Berlebaran
Hai selamat lebaran semua!
Point di hari lebaran itu ngga cuma seputar minta maaf trus dimaafin, salam salaman, makan opor, makan ketupat, yang penting kumpul. Enggak.
But, so far. Keliatannya yang memang terlihat di keluarga gue seperti itu. Mm actually gue nggak suka bahas tentang keluarga gue.
Kalau bagi orang yang kurang dekat dan kenal buat minta maaf hanya sekedar broadcast mesej, minta maaf di snapgram bagi gue it's okay. Toh kadang seperti itu ga berpengaruh apaapa, dan cuma dilewatin doang atau malahan nggak dibaca semua dan dibalas dengan kata iya sama sama ya.
Lebaran semakin kesini, memiliki artian yang semakin berbeda di hidup gue. Lebaran semakin kesini, bagi gue semakin sedikit waktu buat kebersamaan itu. Entah yang emang zaman sekarang semua orang udah super sibuk, super ingin cepat-cepat acara berlebaran ini selesai, atau apalah. Gue juga ngga mengerti. Urusan orang dewasa mungkin.
Jujur deep on my heart, gue kangen momen lebaran gue dulu. Yang semua kompak bisa kumpul. Nggak ada acara ini lah itu. Yang kebanyakan diadakan cuma buat makan gengsi. Cih.
Gue jujur sih nggak ngerti bagaimana menjadi orang dewasa bagaimana pikiran mereka. Karena yaa gue masih belom ada di tahap itu. Kayak dulu yang gue deket banget sama orang itu, namun setelah dia berkeluarga ya berbeda rasanya. Mungkin kalau yang kayak gini emang udah kodratnya kali ya.
Kadang yang dibutuhin tuh cuma kebersamaan. Makan bareng bercanda bareng tidur bareng mengulang momen momen lucu pas kita masih kecil.
Tapi orang dewasa suka merenggut kebahagiaan para muda mudi lagi kumpul.
Dipaksa mengikuti entah apa acara mereka.
Bukannya yang berlebaran yang saling meminta maaf itu bukan cuma orang dewasa.
Lebaran semakin kesini semakin cepet dan semakin nggak kerasa kebersamaannya, semakin ...ah mungkin semua ke-semakin-an ini sudah menjadi takdirnya.
Apa mungkin gue aja yang terlalu berperasa. Semua emang udah takdirnya.
Labels: Ngomong Aja
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home