Thursday, October 10, 2019

Jangan Dibaca.

Have you ever thought, am I valuable in someone else's life?
Saya tahu pikiran saya ini bodoh, mungkin, saya akan terlihat berharga ketika dilihat dari sudut pandang orangtua saya.
Karena memang seharusnya peran setiap orangtua memang seperti itu. Seharusnya, saya katakan.
Karena tidak semua orangtua seperti itu juga,sih.
Sekarang ini, saya sedang kesal, otak saya sedang kebanyakan mikir.
Ada hal-hal yang membuat saya stress: ketika saya menjadi anak kos dan tidak punya uang sehingga tidak bisa makan, ketika saya tidak memiliki teman, ketika.. sebentar saya pikir dulu.
Dari SMA, saya selalu merasa, selalu merasa tidak begitu penting di kehidupan seseorang, bahkan dalam circle pertemanan saya. Seperti, ada atau tidak ada saya. No problem. They won't care.
Tetapi, saya selalu berusaha untuk yasudah sih, berusaha untuk selalu, it's OK, kan yang penting ada seorang dua orang yang sangat berteman dengan saya. Karena kalau dulu, circle saya itu anggotanya banyak.
Sudah lama saya nggak ngerasain perasaan seperti itu (red: diasingkan, dianak bawangkan). But, now. Saya merasakannya lagi, berteman diantara tiga kepala, dan yang ketiga itu saya. Paham kan rasanya? Apalagi ketika saya membutuhkan tempat berteduh, teman-teman saya yang dulu sekarang jauh semua. Kita sudah disibukkan dengan urusan masing-masing. So poor me, yang masih saja mengharap ketersediaan mereka selalu untuk saya. Karena mereka dulu, saya sebut sebagai rumah. Bahkan lebih rumah, daripada rumah tempat tinggal saya.
Bahkan, so poor me again. Sungguh, pikiran saya sekarang sedang melulu negatif. Saya bahkan, tidak suka ketika melihat teman saya bahagia. Karena bagi saya, ikmas itu pengganti rumah. Dan ketika mereka berkumpul, bersenang-senang menjadi satu. Oh tidak! Hati saya cemburu. Mengapa disini saya tidak bisa mendapatkan tempat pulang, tempat kembali, tempat melepas penat. Mengapa?
Ahh, maaf rumit sekali hidup saya. Saya sudah terbiasa hidup dengan kerumitan pikiran saya sendiri.
Seperti yang pernah saya tulis tempo hari,
Kamu pilih bergantung dengan orang lain, atau orang lain yang bergantung kepadamu?
Sebenaranya kita membutuhkan keduanya, karena kaeduanya merupakan hubungan timbal balik.
Ah sudahlahhh, mari membenahi diri sendiri. Sendiri. Saya harus menciptakan rumah itu sendiri:)

Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home