Belum tahu.

Ketika aku sedih, aku butuh cerita, ketika akan cerita, aku butuh seseorang yang tepat.
Tapi, ketika seseorang yang tepat itu nggak ada. Aku butuh makan, memakan sesuatu yang aku sukai, atau sesuatu yang jarang aku makan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat perasaanku lebih baik.
Namun, ketika aku butuh makanan, maka aku harus mengeluarkan sejumlah uang.
Ketika sedih, nggak ada seseorang yang tepat, nggak ada uang.
Lengkap banget rasanya kesedihan itu.
Walaupun kadang, ketika ada seseorang yang tepat aku nggak perlu cerita, aku cuma butuh pundaknya, wajahnya nyata di depan wajahku, tangannya nyata mengelus puggungku, perilakunya senantiasa sabar menghadapi segala emosiku.
Kalau dulu, waktu kita masih bareng-bareng. Kalo aku sedih mereka selalu menjadi rumah.
Sekarang, di kota yang entah sudah dapat kusebut rumah atau belum ini, aku seperti tidak mempunyai siapa-siapa. Mungkin ada, beberapa yang kusebut teman. Dan aku bahagia memiliki mereka.
Namun, rumah tetaplah rumah. Rasanya untuk dipindahkan begitu sulit bukan?
Aku belum menemukan seseorang yang seperti aku. Aku belum dapat menemukan rumahku disini. Rasa-rasanya, perasaan ini pernah ada dulu.

Comments

Popular posts from this blog

mungkin di lain petang.

Pulang