kamu.
padahal yang kuingin hanya sebuah rumah sederhana dengan satu jendela tanpa surat apa-apa.
padahal yang kuingin hanya sebuah bayang yang selalu dapat kutangkap dalam kegelapan senyata-nyatanya.
kukira, lain kali, lain kali—kata Dia dulu kepadaku, akan ia wujudkan jadi kali ini.
lalu yang paling menyedihkan adalah, ia menjelma bak rumah yang siap kudatangi dan kutinggali sewaktu-waktu.
kontrak tak kontrak sama saja, kau tetap tak akan temukan jalan pulang.
sudah gila, sendirianpun pura-pura senang.
Labels: Sajakku
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home