Curhat Minggu Sore
|
Dari pandemi ini aku banyak belajar, belajar tentang diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Aku merasa
aku ini introvert, karena biasanya untuk nge-charge diri, aku prefer
buat menghabiskan hari di kosan sendirian.
Tapi
semakin ke sini, ternyata semua itu jadi fleksibel.
Pandemi ini
buat aku seperti kehilangan banyak. Menyadari hal-hal banyak.
Ternyata,
aku juga perlu untuk nge-charge diri ketemu orang lain, ketemu
sekelompok orang yang aku kenal baik. Aku perlu. Meanwhile di kota ini‒kota kelahiranku, aku nggak punya seseorang. Hal-hal yang menurutku
sangat menyulitkan dan menyakitkan di masa pandemi ini adalah, di sini aku ngga
punya siapa-siapa‒kecuali keluarga, dan
kalo aku ke Malangpun temen-temen deketku juga nggak ada. Terus aku harus ke
mana? Sama siapa?
Inner child aku
bilang, aku adalah manusia yang sering merasa kesepian dan kuper.
Boleh
bilang aku lebay, tapi aku rasa banyak orang-orang di luar sana yang merasakan
hal yang sama. Aku‒pribadi yang nggak suka telponan,
lebih suka chat, nggak suka kelamaan video call, sangat-sangat
tersiksa menjalani kepanitiaan atau organisasi online yang sering
ngadain rapat. Bahkan aku sempet, phobia sama aplikasi Line, karena
organisasi yang aku ikutin dan aku memiliki tanggung jawab di dalamnya lebih
banyak menggunakan aplikasi Line daripada Whatsapp. Iya sampe
segitunya, takut banget dapet notif Line atau buka Line. Mungkin
menurut kalian aneh, tapi serius kejadian di aku.
Mungkin,
yang tadinya aku pengen aktif lagi di organisasi, jadi nggak jadi, kalau semester
depan masih online.
Walaupun
kadang aku juga ngerasa itu menyenangkan, tapi aku lebih banyak ngerasa beban
dan tersiksanya. Aku merasa secara mental aku nggak kuat untuk terus kayak
gini, dan lebih baik aku mencegah hal yang sama terulang lagi, bukan?
Tapi jujur,
aku sebenernya pengen ikutan lagi, tapi aku takut, takut malah beban dan self
blaming.
Kayak‒kenapa aku selalu salah pilih jalan? Kenapa hidupku seperti nggak ada
yang benar-benar aku?
Aku kangen
ketemu orang-orang, aku kangen ngobrol sama orang-orang, aku kangen, bukan, aku
butuh. Ternyata sebuah pertemuan precious banget ya, baru sadar
gara-gara pandemi. Nggak sih, udah sadar daridulu, dari aku yang selalu
sempetin kalau ada yang pengen ketemu sama aku. Tapi abis pandemi gini lebih
kerasa precious-nya.
Labels: Curhat
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home