Awal

Aku pernah pengen jadi perempuan yang bisa menarik di mata semua orang, tahu segala hal, suka musik-musik yang keren, berusaha suka dan tahu tentang sepak bola, dan berbagai hal yang dikatakan keren oleh kebanyakan orang.

Kalau ditanya, apa musik atau band favoritmu? Aku akan terlampau sulit untuk menjawabnya, karena beberapa hal di hidupku tidak ada yang benar-benar kusukai terlebih malah yaa sudah itu-itu saja dan itu-itu lagi.

Dalam hal mendengarkan musik, aku tidak terlalu spesifik mendengarkan sebuah band atau sebuah lagu. Kadang aku membiarkan akun spotify ku yang nggak premium itu, iyaaaa gak premium, tapi kan kalau ndengerin lewat laptop bisa milih lagu hahaha.

Aku lebih suka menyetel discover weekly yang kadang beberapa lagupun baru aku dengar, kalau aku suka, aku masukkan ke playlist yang cocok dengan vibes lagunya

Aku mendengarkan lagu lewat nada dan alunan baru kemudian lewat lirik, apakah sebuah lagu itu sopan dan berterima di telingaku?

Memangnya setiap orang harus punya band favorit?

Memangnya bahan obrolan hanya seputar lagu dan musik saja? Bagaimana kalau kita membicarakan perombakan Kabinet Indonesia Maju yang baru saja dilakukan oleh Jokowi?

Aku juga tahu itu karena aku diminta untuk menulis berita, kalau tidak, mana kepikiran untuk membacanya.

Beberapa temanku merasa cocok dengan seseorang karena mereka memiliki playlist favorit yang sama, yaa preferensi, sih, tapi memang menemukan seseorang yang kemiripannya dengan kita 90% lebih menarik daripada seorang yang berbeda 180 derajat.

Tapi terlebih lagi, ada beberapa orang yang berusaha tahu apa yang seorang lain suka karena mereka cinta, iya, cinta, itu aku.

Ketika ketemu seseorang, kadang aku bingung cocok dan tidak cocok itu seperti apa. Beberapa kali temanku bilang, "aku tuh cocok banget sama dia ngobrolnya nyambung banget".

Apa terjadi sebuah keheningan dalam sebuah pertemuan percakapan tetap masih bisa dibilang cocok dan nyambung?

Yang aku tahu, waktu aku ketemu dia, pertama kali ketemu dia, aku tahu kalau kita akan lebih dari teman. Dan hal itupun terjadi. Dan semua pun berakhir juga seperti apa yang aku pikirkan. Hanya saja lebih cepat dan aku belum mempersiapkan diri. Tapi kalau dipikir lagi, saat jatuh cinta diri kita selalu berpikir siap untuk menerima jatuhnya, nyatanya gila.

Eh kok jadi ngomongin dia, ya, aku kan mau ngomongin aku. Aku menulis beberapa hal di sini selepas subuh, karena beberapa hal ingun menyeruak dari kepala dan dituliskan dalam sebuah tulisan yang mungkin tidak akan ada yang membaca dan peduli tapi ya aku hanya ingin menulis.

Belakangan hidup memang berjalan sangat cepat dari apa yang aku kira. Beberapa hal terpaksa kutinggalkan di belakang karena jika ku bawa bersamaku untuk maju, aku hanya akan dibuat kerepotan dalam perjalanan.

Apa aku manusia yang terlalu memaknai hidup, ya? Terlebih menjalaninya begitu saja seperti layaknya orang-orang kebanyakan? Tapi jika bisa untuk tidak mengulang kesalahan yang sama mengapa harus mengulang?

Aku maafkan semua orang yang pernah menyakitiku begitupun aku berharap dimaafkan oleh orang-orang yang kubuat kesal beberapa kali. Beberapa orang yang hampir aku tabrak saat di jalan raya. Bapak satpam yang kubuat bersusah payah mengambil kunci kamar kosku di selokan Superindo. Semoga hidup mereka selalu diberkahi Tuhan, sungguh.

Mungkin sebagian kestabilan yang hadir di hidupku berkat doa-doa orang di jalanan juga. Yang ku beli dagangannya, yang ku beri jeda untuk menyebrang jalan, yang ku doakan selamat sampai tujuan.

 

 


Comments

  1. Kok mediumnya ga pernah update lagii kak salwaa?

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

How was your day, Wa?

masa sekarang

Hari-hari ke sekian