Tuesday, January 21, 2025

Hello, I'm Back!

hi, it's 2025 dan aku sudah melewati banyak hal. ups and downs, keberhasilan dan kegagalan, rasa malu, menyesal, dan merasa menjadi seperti pengecut.

aku sekarang mahasiswi s2 sastra lho, aku dulu pasti nggak bakal nyangka kalo aku beneran jadi s2 dan beneran jadi tinggal di yogyakarta. habis lulus aku cuma berangan-angan, kalau aku ngerantau lagi ke jogja gimana, kalau aku kerja di jogja gimana, atau nanti aku sukses di jakarta, atau aku hidup kembali di surabaya.

nggak pernah menyangka akhirnya aku di titik ini, walau butuh waktu sekitar satu setengah tahun setelah lulus dan setahun setelah wisuda, mungkin ini saatnya aku merasa aku jadi apa-apa. mungkin ini saatnya aku menerima kalau, hidupku nggak seperti kebanyakan temanku, kalau, human design-ku untuk belajar dan memberi belajar.

banyak hal yang udah aku capai, termasuk bekerja di sebuah penerbitan indie di yogya, walaupun bukan menjadi tim redaksi atau editor. tapi seenggaknya, aku bisa bercerita kalau aku pernah kerja di penerbitan yang bukunya dibaca dan dipuji banyak pembaca.

mimpi-mimpiku banyak dan tinggi, pun juga masih banyak. kalau masih ada kesempatan, nggak, aku akan buat kesempatan-kesempatan itu, menjadi penulis, bekerja di jakarta, atau di bali, bekerja remote, hidup di surabaya, dan mungkin menua di suatu kota yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

aku akan terus menyiram mimpiku, selagi aku masih diberi daya untuk memiliki sumber-sumber airnya.

Labels:

Monday, May 13, 2024

Review Budi Pekerti abal-abal

Part yang paling emosional menurut aku adalah pas Bu Prani keluar dari sekolah terus dianterin murid-muridnya pulang ke rumah. Film ini nggak menyuguhkan apa yang penonton mau, (ending yang happy, penyelesaian konflik yang baik, keadilan bagi yang terdzolimi) GAK! Film ini menyuguhkan realita apa yang benar-benar terjadi di masyarakat sekarang. Apa dikit konten, Angga (Muklas) merepresentasikan gimana generasi sekarang udah disetir sama internet, netizen, popularitas, dia berusaha menghalalkan segala cara buat mendongkrak popularitasnya dan menjaga nama baiknya. Even sampai mengorbankan keluarga, dan segala caper jedot-jedotin pala. Juga apa yang disuguhkan di internet (motivasi, kebaikan, apalah) pas di dunia nyata juga itu motivator (Muklas) gak mencerminkan sifat baik dan motivasi yang dia usung. Jujur aku sangar-sangat ke-trigger pas Gora marah-marah mukul-mukul air (idk) tapi pada akhirnya diakhiri dengan penyelesaian epic pas Bu Prani dan Gora mencoba metode relaksasi yang dikontenin Muklas. Untung di sini Prilly (Tita) jadi anak yang waras, nggak keikut arus dunia maya kayak Muklas. Terus di mana keluarga Mbok Putu sing nesu-nesu padal yo Mbok-nya setuju buat dipublikasikan, bener kata Tita, “Emangnya Mbok (lupa namanya) gak boleh punya hak untuk milih apa yang dia mau”. Insight baru buat aku, di mana di film dibahas kalo gak semua viral-viral, putu viral, bakso viral, apa viral, menguntungkan pelanggan, selama ini aku mikirnya juga, Alhamdulillah, laris, banyak untung, despite of that OIYA JUGA YA ada sisi psikologis, pikiran maupun physical yang harus ditanggung sama mereka.  DAN HOW Bu Prani’s family treat Didit (suami dan bapak dari anak-anaknya) meskipun dia bipolar, keluarga ini tetep sayang sama Didit, nyari Didit kalau dia ilang, dengerin Didit kalau dia ngoceh, kayak THAT’S WHAT WE SHOULD DO kalau punya anggota keluarga yang kena mental illnes>< And at the end… ya begitulah ending yang bukan penonton harapkan namun ending yang benar-benar terjadi di tengah masyarakat. “Kalih viral-viral menika… Salah apa bener itu cuma perkara siapa yang paling banyak omong” Bagaimana bisa begitu mudahnya internet dan warganet menyetir hidup kita? Sebenarnya hidup ini milik siapa, sih?

Labels:

Monday, July 3, 2023

masa sekarang

Waktu juga nantinya akan membunuh perasaan ini. Lama-lama ia akan hilang dan pudar dari tempat persembunyiannya. Bahkan mungkin, perasaan yang ada sekarang, hanya kamuflase perasaan takut kesepian dan sendirian, bukan lagi perasaan cinta atau menyukai. Pun jikalau nanti waktu malah memupuk kembali perasaan ini, aku juga tidak bisa mencegahnya. Tapi nantinya, segala hal bukan tentang kita lagi. Seperti yang kemarin-kemarin, seperti yang sudah-sudah. Hal yang paling perlu aku rasakan sekarang cuma rasa menerima dan syukur. Bukan lagi bertanya, hidup aku kurangnya apa sampai aku masih merasakan kehampaan ini. Bukannya perasaan ini merupakan perasaan yang telah bersemayam di dalam diriku selama bertahun-tahun. Sekarang aku kembali ke mode aku yang menunggu, menunggu untuk ditemukan seseorang (lagi). Tapi mungkin saat ini keberuntungan akan cinta belum berpihak padaku. I can't force someone to stay. If they want go, I let them go. 

Tapi orang nggak bisa ujug-ujug datang dan menawarkan cinta, wa. All need process and i am not yet ready to have it. Aku nggak menilai semua laki-laki sama, tapi setelah aku merasa aku sudah berusaha penuh dan kemudian kecewa untuk yang kedua kalinya, aku sudah merasa cukup. Ternyata nggak ada yang peduli seberapa apa yang aku upayakan, setiap orang punya pilihan sendiri untuk tinggal atau meninggalkan. Dan kali ini mereka memilih meninggalkan, lagi. Kalau aku bisa memutar waktu, mungkin lebih baik aku sama sekali tidak pernah paham tentang apa itu cinta romantis dan fokus hidup dengan diriku sendiri. Karena ternyata berkali-kali aku mencintai dan jatuh cinta, aku selalu terlampau jatuh dan jauh, aku kurang bisa mengontrol perasaan ini, aku kurang bisa menghargai diriku sendiri. 

Tapi waktu terus berjalan, usiaku juga semakin bertambah, orang-orang silih datang berganti, perpisahan di depan mata. Ternyata memang di hidup ini kita harus berkawan dengan waktu dan perpisahan. Tapi aku selalu ingin lari, aku tidak pernah merasa bisa menghadapi perpisahan dengan siapapun, tapi nyatanya sekarang aku di sini. Melewati kecamuk perasaan yang pernah terjadi di masa lampau. Apa aku harus ke Jakarta, ya? Apa aku harus ke Tokyo? Untuk lari dari segala perasaan yang aku kesalkan ini. Tapi ternyata sejauh manapun aku lari, rasanya sama saja. Kalau bisa request, aku juga tidak pernah ingin sebegininya, tapi di balik faktor-faktor yang menyebabkan aku sebegininya, aku tahu persis.

Labels:

Monday, June 26, 2023

How was your day, Wa?

 

“Besok pulang sekolah main, yuk!” ucap seorang anak berseragam putih merah.

“Kumpul di rumah lutfi dulu, ya, ganti baju di sana aja!” ucap seorang lagi.

“Tapi aku pengen makan nasi goreng di sebelah SD, dulu”

Yawes, kamu beli dulu”

            Aku kangen banget sama masa-masa itu. Mungkin masa yang paling indah dalam sejarah hidup ini.

Pulang sekolah, ngga dijemput bapak, terus naik angkot.

Pulang sekolah, pulangnya akhiran, terus ngecengin cowo dulu.

Atau ga pulang sekolah terus main di rumah lutfi. Atau ke rumah Ais yang adem tapi agak serem.

Nggak banyak kenangan yang aku punya di kota ini. Satu-satunya kenangan yang paling indah dan masih bisa diingat dengan jelas kayanya waktu masa-masa SD. Ada sedihnya, ada senengnya juga. Merantau buat aku lebih bisa manage diri dan keuangan lebih terdepan daripada teman-teman yang lain tapi di lain sisi aku selalu ngerasa kota ini bukan rumahku. Once I got home, once aku akan merasakan kesepian yang berkepanjangan.

Tapi aku akan membicarakan kenangan indahku bersama teman-temanku back then.

Naik sepeda ke sekolah, merasa menjadi gerombolan paling keren pas masuk pager terus salim sama bapak ibu guru. Pulsek main di jalan irawan deket rumah aku, nongkrong di bawah pohon, duduk-duduk di kursi yang terbuat dari batang pohon. AAA sangat seru.

Bahkan aku pernah, mau ke Warak lewat jalan tembusan menelusuri hutan udah kayak Sherina, mungkin kalo dulu punya handphone canggih seperti sekarang, akan bisa aku ulang momen-momen tersebut lewat video. Tapi mungkin juga beberapa momen Cuma perlu ada di memori aja.

Aku juga pernah jalan pagi, terus bersihin makam di perumahan atas.. Sangat random and ngapain tapi emang begitulah anak kecil bermain. Ternyata jadi dewasa nggak enak, ya, Wa! Tapi we have trough it…

Aku inget banget dulu kita sering main di rumah Alya di ah lupa namanya. Terus ngerayain ultah dia di lapangan deket rumahnya. Dimasakin eyangnya.. aaaa so cute. Nginep di rumah Kenisha, act like girlband Cherrybelle. SUMPAH tulisan ini nggak ada strukturnya, hanya menulis apa yang terlintas di otak saya.

Aku nggak tahu nanti abis lulus kuliah apakah aku bakal kembali ke kota ini atau milih untuk nggak sama sekali terikat lagi dengan kota ini. (I MEAN I DON’T BUILD MY CAREER IN THIS CITY, but ofc I have to go back because my parents)

That’s why kalo aku punya anak nanti akan aku suruh dia milih mau sekolah di mana, dia nggak akan aku biarkan merasakan kesepian dan feeling lost ini aaaak. But it was happened.. and yaaa.

HIKS. Tapi gue bakal sedih banget pas lulus, gabisa lagi kalo sedih apa kesepian chat KARINNA, ARIN, FARAH terus ke kosan merekaaaaa. NANTI GW PUNYA TEMEN GA YAAA?

HIKSSSS SRRTTTTT. Gue gabisa bgt lagi kalo hidup tanpa teman, at least I have one. Ya GPP GPNYA PACARRRR. Soalnya gw tau itu kayak mustahil bgt dan gue males untuk patah hati lagi….. huftttt.

DI DUNIA YANG FANA INI….. kita semua mencari kebahagiaan. Dan cinta dari orang-orang.

Tai lah. Orang gada yang mau mencintai gue yang selalu mencintai dengan hati yang tulus ini. Huft saya capek.

Labels:

Wednesday, June 14, 2023

How was your day?

Katanya, kalau ada kucing yang menghampiri kita, tandanya kita orang baik, tandanya kucing ingin meng-excess negative energy yang ada di kita. Dan katanya juga, kalau ada anak kecil yang suka nyamperin kita, berarti kita punya hati yang tulus dan orang baik juga, gitulah pokoknya katanya. Kemarin, waktu aku ke percetakan di Wilis, aku ketemu anak kecil cowok, mungkin umurnya tiga tahunan. Aku lagi duduk di kursi tunggu sambil nungguin jilid-annya jadi. Adik itu datang bersama ibu, ayah, dan adik kecil yang digendong ibunya. Adik ini tiba-tiba nyamperin aku, dia bawa kunci motor ayahnya dan posisinya aku juga lagi genggam kunci motorku. Dia ngajak aku main, main-main tukeran kunci motor. Terus dia ketawa. Ibu dan ayahnya ngebiarin aja, karena ya aku nggak bales asiknya dengan judes. Dia bilang dengan perkataannya yang masih belum sempurna, "mbaak" "mbaak" terus aku bilang "iyaa, mau duduk?" terus aku gendongin dia buat duduk karena lumayan tinggi. Gitu-gitu terus sampai akhirnya dia pergi, deh. 

Sesuatu sederhana yang buat aku seneng adalah bermain sama anak kecil, disukai sama anak kecil, emang kalo gede kitanya jadi pusat dunia si anak kecil. Engga kaya dulu kita pas kecil jadi pusat dunia-nya bude-bude.
Tadi juga waktu aku mau beli buah, aku lagi naik motor padahal posisi pake helm dan masker, terus ada anak kecil cewe senyum ke aku. Aku langsung semangat 45.
aaaa indahnya dunia ini. Aku harus banyak bersyukur. Tulisan ini sangat ngawur. Tapi apa ya, hal ini semata-mata untuk melupakan pikiran saya tentang revisi:( Agak stres tapi pasti terlewati.

Labels:

Sunday, June 11, 2023

Hari-hari ke sekian


 

I am trying to write in silence. Hari ini cukup melelahkan namun juga melegakan. Walaupun agak ada gabut-gabutnya dikit dan anxious karena satu dan lain hal yang nggak bisa diutarakan. Dimulai pagi, bangun agak siang karena emang lagi nggak solat subuh, aku memutuskan untuk yoga lewat video youtube. Beberapa hari ini kepengen banget ikut kelas yoga, gara-gara ngelihat temen aku di instagram ikut kelas yoga, tapi setelah aku cari tahu harga per-sesinya, think i am not yet can afford it rn. So, i decided to practice yoga through youtube channel. Karena aku juga lagi merasa pengen jalan keluar, karena barusan beli jaket baru, sih, jadi aku memutuskan buat jalan kaki keluar, sambil mau cari sarapan niatnya, sih. And today, i reached 7000 steps! It was a new experience for my daily walk. Walaupun sebenarnya emang capek banget sih. Tapi jeleknya, sampai kos-kosan aku malah nggak langsung mandi, dan bersih-bersih diri ataupun kamar. Aku malah sibuk scrolling social media sampai azan duhur. Hedeh. Merasa sia-sia keproduktifan pagiku hari ini. Tapi karena emang gabut banget, since i got unemployee again, aku akhirnya main ke kosan Farah dan makan nasi padang bersama. Yaa, 6/10 lah karena rasa kuahnya masih kerasa 'padang'. Not like naspad naspad yang beberapa kali aku makan alias naspad orang jawa. Tapi, belakangan, lagi pengen banget dan manifesting kehidupan beberapa bulan yang akan datang setelah lulus, dapet gaji sendiri, merasa cukup, bisa attend kelas yoga, bisa travelling ke sana kemari pakai duit sendiri, pengen coba ikut hiking. Aaaaaa, imagining the day after today (alias kuliah) is so much fun until you nggak tahu mau kerja apa. Tapi boleh, lah, ya, kita memikirkan dan berimajinasi luas tentang apa hidup yang pengen kita jalani di masa depan. Daripada, daripada nggak punya harapan dan mikirin cinta melulu. Mungkin beberapa hal emang nggak harus kita bawa lari. 

Sejauh ini, aku udah jarang banget nulis maupun journalling di buku biru, salah satu alasannya karena aku malas buat menulis (pegel) dan lain-lain hal yang nggak tahu kenapa aku berhenti menulis keseharianku. Padahal, ternyata menyenangkan juga! Aku sampai lupa kalau ada banyak hal yang mulai aku tinggalkan selepas kebiasaan-kebiasaan baru yang aku lakukan. Kira-kira nanti, aku bakal jadi penulis nggak, ya? Aku bakal kerja di penerbitan nggak, ya? Atau aku bakal bisa kerja di stasiun TV?

Aku nggak menyangka, sih, aku ada di titik ini sekarang. Kayak, waw time flies, and we shouldn't regret anything. Cinta-cinta yang habis belum masanya, pertemanan yang merenggang, kertas-kertas yang terbuang, buku-buku yang tidak selesai dibaca. Semua terjadi dan nggak selalu punya makna. Di semesta yang selalu mendukungku, dan hari-hariku yang ceria ini, walaupun kadang nangis dikit (sebenarnya aku tidak sepositif ini tapi aku mencoba). Beberapa salam yang nggak terbalas juga nantinya akan ada hal-hal yang datang sebagai pengganti yang ke sekian.

Kalau kamu paham apa maksudku, kamu hebat. Soalnya aku asal menulis saja. Dan posisi ini, hidup yang sedang aku jalani ini, peran yang sedang aku jalani, film yang masih saja terus berputar ini, tanpa tanya aku mau apa enggak, ya that's it. Aku menikmatinya. Apapun yang hadir, rasa sakit, kecewa, kebahagiaan, kehampaan, aku belajar menerimanya. Semoga fase ini berlangsung lama lol. Soalnya orang ini kadang mudah switch kepribadian><

Rencanaku ke depan apa, ya, nggak banyak rencana, sih, take the chance. And fake it until you make it. Aku sangat happy karena aku bisa menulis lagi sepanjang ini! Dan bukan tentang kesedihan lmao. Mungkin, blog ini akan menjadi diary keseharianku, kalau aku nggak males.

Labels:

Saturday, November 26, 2022

Hai, Lagi?

If Bali was a town, I would choose Bali over anything. The tolerance. The hindunese. The Patience.

Udah lama banget nggak mencurahkan isi pikiranku ke dalam blog ini, entah kenapa, apa karena hidupku kebanyakan senangnya jadi tidak perlu bersedih-sedih menuliskan isi kepalaku, pun atau karena aku memang malas saja menulis. -aku kebanyakan menulis di atas kertas, sih, baru-baru ini.

Hidupku berjalan dengan baik, bahkan sangat baik. Meskipun sehari-hari minim orang yang mengajakku mengobrol lewat pesan singkat, pun orang-orang yang awalnya aku ajak berkirim pesan pada akhirnya aku yang tidak membalasnya lagi.

Dulu, aku menyebut diriku, "I can be alone, but i think i still want someone to check up on my things" tapi lama-lama aku terbiasa. Satu bulan, dua bulan, sampai entah bulan yang ke berapa. Aku terbiasa untuk hidup dalam kedamaianku sendiri.

I think I am living my best life. I still wish.


Labels: