Posts

Showing posts from May, 2019

Sedative Sentence.

Kadang, pada suatu masa. Seseorang akan rindu rasanya dicari. Rasanya dirindukan. Rasanya dimengerti apa keinginannya. Rasanya dihafal apa makanan kesukaannya. Rasanya dihafal bagaimana cara dia membalas pesan. Rasanya ditenangkan ketika dia sedih. Nggak melulu mesti laki-laki sama perempuan. Bisa jadi ibu dengan anak. Kakak dengan adik. Teman dengan teman. Ada juga suatu masa, Ketika seseorang capek mencari Capek merindukan. Capek mengerti. Capek menenangkan seseorang. Because actually, every human being really needs each other.

Keresahan.

Mungkin bukan cuma aku yang capek. Semua, kalian capek. Tapi kali ini aku bener-bener capek. Bener-bener ngerasa hidupku nggak berharga. Buat aku sendiri dan buat siapapun. Padahal, kayaknya baru kemarin aku senang-senang. Aku hidup disebuah rumah yang bukan kayak rumah. Aku punya temen banyak tapi aku kayak nggak punya teman. Aku benci merasa kayak gini. Udah lama banget aku nggak merasa insecure kayak gini. Underestimate sama diriku sendiri sampai sebegininya. Aku bahkan udah lupa, apa obat yang paling ampuh buat menghilangkan perasaanku yang kayak gini. People think, maybe I can tell someone to care. Tapi, sampai sekarang aku belum menemukan manusia yang tepat. Aku cuma butuh manusia yang mau mendengarkan, tanpa sok menggurui. Aku murni curhat, karena selain aku bingung mau cerita dimana, mungkin yang ngerasain kayak gini bukan aku aja. Mungkin kalian pernah merasakan juga dan mungkin udah menemukan obat. Aku minta tolong sama kalian, kalo tau apa itu obatnya kasih tau

Untuk mewakili kamu yang sedang mencintai dalam diam.

Kepada kamu yang namanya selalu ku elu-elukan dalam angan, Apa kabar, sudah terlalu sering menghiasi awal percakapan. Sehingga mungkin, bagi kebanyakan manusia, kalimat itu sudah basi Dan hanya sebuah tanda basa-basi. Namun, apa kabar yang ku maksud berbeda. Apa kabar yang ku maksud; lebih luas. Aku bukan hanya ingin mendapat jawaban singkat, Seperti baik misalnya. Aku ingin lebih dari itu. Aku ingin, Kau ceritakan segala keluh dan kesahmu, Segala amarahmu yang selama ini sempat membuatmu hancur walaupun hanya sepersekian detik, mungkin. Segala yang tidak akan diketahui orang lain, selain aku. Bersediakah kau? Lalu, kamu yang membaca ini hanya diam. Tidak tahu harus merespon apa, katamu aku bercanda. Katamu semua ini tidak mungkin. Kemudian, kamu pergi dan menganggap semua hanya ilusi. Aku bertanya pada diri, Bukankah ini sebuah hak asasi untuk jatuh hati kepada siapa saja. Pada akhir cerita, yang tak pernah kamu ketahui ujungnya. Aku

Tentang hari ini untuk esok.

Semakin hari pasti kita semakin berkurang usia. Dari situ pemikiran kita juga pasti berubah, seiring berjalannya waktu. Kalo kalian suka mikir,sih. Hehe. Kalo nggak, ya stagnan. Gitu-gitu aja. Saat ini, masalah percintaan dan hal-hal yang berbau hanya senang-senang doang udah bukan lagi prioritas. Eh tapi, dulu waktu sma cinta juga bukan prioritas,sih. Karena emang nggak punya, haha. Masa sekarang ini, bagi aku prioritas yang sekarang aku ingin cari dan gali lebih dalam. Semua hal tentang mimpi aku. Gimana caranya aku bisa mewujudkan mimpiku, gimana caranya aku bisa berguna bagi manusia lain, gimana aku harus punya relasi yanh banyak, gimana harusnya usahaku saat ini buat menjadi Tsamara yang aku inginkan nanti. Dan emang namanya manusia, terlalu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di masa depan atau membunuh masa mudanya. Tapi bagi aku, this isn't kill . Semua ini emang sebuah effort . Dan harus ikhlas dalam menjalaninya. Aku terus mencoba ikhlas. Belajar setiap hari,