Posts

Showing posts from October, 2019

Belum tahu.

Ketika aku sedih, aku butuh cerita, ketika akan cerita, aku butuh seseorang yang tepat. Tapi, ketika seseorang yang tepat itu nggak ada. Aku butuh makan, memakan sesuatu yang aku sukai, atau sesuatu yang jarang aku makan dalam kehidupan sehari-hari akan membuat perasaanku lebih baik. Namun, ketika aku butuh makanan, maka aku harus mengeluarkan sejumlah uang. Ketika sedih, nggak ada seseorang yang tepat, nggak ada uang. Lengkap banget rasanya kesedihan itu. Walaupun kadang, ketika ada seseorang yang tepat aku nggak perlu cerita, aku cuma butuh pundaknya, wajahnya nyata di depan wajahku, tangannya nyata mengelus puggungku, perilakunya senantiasa sabar menghadapi segala emosiku. Kalau dulu, waktu kita masih bareng-bareng. Kalo aku sedih mereka selalu menjadi rumah. Sekarang, di kota yang entah sudah dapat kusebut rumah atau belum ini, aku seperti tidak mempunyai siapa-siapa. Mungkin ada, beberapa yang kusebut teman. Dan aku bahagia memiliki mereka. Namun, rumah tetaplah rumah. Ras

Insecurity.

Belakangan ini aku sedang di titik terendah. Merasa sendiri, merasa diasingkan, merasa semua mulai bosan dan pergi. Merasa jelek, buruk rupa, tidak cantik. Bahkan, biasanya yang aku suka GR kayak, "ih kayaknya dia perhatiin aku terus deh".  ( I think, some people often think like this yea). Aku mengganti dengan, ''nggak mungkin ada, ah mana mungkin, nggak panteslah, perasaan lo kali". Bahkan lagi, aku tidak percaya, if there's someone crush on me. Karena aku merasa se-tidak berharga itu. Se-tidak pantas itu untuk disukai, apalagi dicintai. Rich me. I want to spread positive things, but I am the one of negative things.

Jangan Dibaca.

Have you ever thought, am I valuable in someone else's life? Saya tahu pikiran saya ini bodoh, mungkin, saya akan terlihat berharga ketika dilihat dari sudut pandang orangtua saya. Karena memang seharusnya peran setiap orangtua memang seperti itu. Seharusnya, saya katakan. Karena tidak semua orangtua seperti itu juga,sih. Sekarang ini, saya sedang kesal, otak saya sedang kebanyakan mikir. Ada hal-hal yang membuat saya stress: ketika saya menjadi anak kos dan tidak punya uang sehingga tidak bisa makan, ketika saya tidak memiliki teman, ketika.. sebentar saya pikir dulu. Dari SMA, saya selalu merasa, selalu merasa tidak begitu penting di kehidupan seseorang, bahkan dalam circle pertemanan saya. Seperti, ada atau tidak ada saya. No problem. They won't care. Tetapi, saya selalu berusaha untuk yasudah sih, berusaha untuk selalu, it's OK, kan yang penting ada seorang dua orang yang sangat berteman dengan saya. Karena kalau dulu, circle saya itu anggotanya banyak. Sudah la

Dimana?

Kukira kau rumah nyatanya hanya aku sewa. Kamu yang kucari, ketika aku membutuhkan seseorang. Kamu yang kucari ketika aku lelah akan semua pengharapan ini. Aku kira, kamu akan terus peduli. Aku kira kamu akan selalu sedia mendengar. Aku kira kamu akan selalu dan tetap akan selalu bisa kusebut rumah. Tetapi, ternyata semua itu hanya aku kira. Nyatanya kamu enggan. Nyatanya kamu tidak tinggal. Nyatanya hanya aku. Selalu hanya aku.