Posts

Review Budi Pekerti abal-abal

Part yang paling emosional menurut aku adalah pas Bu Prani keluar dari sekolah terus dianterin murid-muridnya pulang ke rumah. Film ini nggak menyuguhkan apa yang penonton mau, (ending yang happy, penyelesaian konflik yang baik, keadilan bagi yang terdzolimi) GAK! Film ini menyuguhkan realita apa yang benar-benar terjadi di masyarakat sekarang. Apa dikit konten, Angga (Muklas) merepresentasikan gimana generasi sekarang udah disetir sama internet, netizen, popularitas, dia berusaha menghalalkan segala cara buat mendongkrak popularitasnya dan menjaga nama baiknya. Even sampai mengorbankan keluarga, dan segala caper jedot-jedotin pala. Juga apa yang disuguhkan di internet (motivasi, kebaikan, apalah) pas di dunia nyata juga itu motivator (Muklas) gak mencerminkan sifat baik dan motivasi yang dia usung. Jujur aku sangar-sangat ke-trigger pas Gora marah-marah mukul-mukul air (idk) tapi pada akhirnya diakhiri dengan penyelesaian epic pas Bu Prani dan Gora mencoba metode relaksasi yang dikont

masa sekarang

Waktu juga nantinya akan membunuh perasaan ini. Lama-lama ia akan hilang dan pudar dari tempat persembunyiannya. Bahkan mungkin, perasaan yang ada sekarang, hanya kamuflase perasaan takut kesepian dan sendirian, bukan lagi perasaan cinta atau menyukai. Pun jikalau nanti waktu malah memupuk kembali perasaan ini, aku juga tidak bisa mencegahnya. Tapi nantinya, segala hal bukan tentang kita lagi. Seperti yang kemarin-kemarin, seperti yang sudah-sudah. Hal yang paling perlu aku rasakan sekarang cuma rasa menerima dan syukur. Bukan lagi bertanya, hidup aku kurangnya apa sampai aku masih merasakan kehampaan ini. Bukannya perasaan ini merupakan perasaan yang telah bersemayam di dalam diriku selama bertahun-tahun. Sekarang aku kembali ke mode aku yang menunggu, menunggu untuk ditemukan seseorang (lagi). Tapi mungkin saat ini keberuntungan akan cinta belum berpihak padaku. I can't force someone to stay. If they want go, I let them go.  Tapi orang nggak bisa ujug-ujug datang dan menawarkan c

How was your day, Wa?

  “Besok pulang sekolah main, yuk!” ucap seorang anak berseragam putih merah. “Kumpul di rumah lutfi dulu, ya, ganti baju di sana aja!” ucap seorang lagi. “Tapi aku pengen makan nasi goreng di sebelah SD, dulu” “ Yawes , kamu beli dulu”             Aku kangen banget sama masa-masa itu. Mungkin masa yang paling indah dalam sejarah hidup ini. Pulang sekolah, ngga dijemput bapak, terus naik angkot. Pulang sekolah, pulangnya akhiran, terus ngecengin cowo dulu. Atau ga pulang sekolah terus main di rumah lutfi. Atau ke rumah Ais yang adem tapi agak serem. Nggak banyak kenangan yang aku punya di kota ini. Satu-satunya kenangan yang paling indah dan masih bisa diingat dengan jelas kayanya waktu masa-masa SD. Ada sedihnya, ada senengnya juga. Merantau buat aku lebih bisa manage diri dan keuangan lebih terdepan daripada teman-teman yang lain tapi di lain sisi aku selalu ngerasa kota ini bukan rumahku. Once I got home, once aku akan merasakan kesepian yang berkepanjangan. Tapi a

How was your day?

Katanya, kalau ada kucing yang menghampiri kita, tandanya kita orang baik, tandanya kucing ingin meng-excess negative energy yang ada di kita. Dan katanya juga, kalau ada anak kecil yang suka nyamperin kita, berarti kita punya hati yang tulus dan orang baik juga, gitulah pokoknya katanya. Kemarin, waktu aku ke percetakan di Wilis, aku ketemu anak kecil cowok, mungkin umurnya tiga tahunan. Aku lagi duduk di kursi tunggu sambil nungguin jilid-annya jadi. Adik itu datang bersama ibu, ayah, dan adik kecil yang digendong ibunya. Adik ini tiba-tiba nyamperin aku, dia bawa kunci motor ayahnya dan posisinya aku juga lagi genggam kunci motorku. Dia ngajak aku main, main-main tukeran kunci motor. Terus dia ketawa. Ibu dan ayahnya ngebiarin aja, karena ya aku nggak bales asiknya dengan judes. Dia bilang dengan perkataannya yang masih belum sempurna, "mbaak" "mbaak" terus aku bilang "iyaa, mau duduk?" terus aku gendongin dia buat duduk karena lumayan tinggi. Gitu-gitu

Hari-hari ke sekian

Image
  I am trying to write in silence. Hari ini cukup melelahkan namun juga melegakan. Walaupun agak ada gabut-gabutnya dikit dan anxious karena satu dan lain hal yang nggak bisa diutarakan. Dimulai pagi, bangun agak siang karena emang lagi nggak solat subuh, aku memutuskan untuk yoga lewat video youtube. Beberapa hari ini kepengen banget ikut kelas yoga, gara-gara ngelihat temen aku di instagram ikut kelas yoga, tapi setelah aku cari tahu harga per-sesinya, think i am not yet can afford it rn. So, i decided to practice yoga through youtube channel. Karena aku juga lagi merasa pengen jalan keluar, karena barusan beli jaket baru, sih, jadi aku memutuskan buat jalan kaki keluar, sambil mau cari sarapan niatnya, sih. And today, i reached 7000 steps! It was a new experience for my daily walk. Walaupun sebenarnya emang capek banget sih. Tapi jeleknya, sampai kos-kosan aku malah nggak langsung mandi, dan bersih-bersih diri ataupun kamar. Aku malah sibuk scrolling social media sampai azan duhur.

Hai, Lagi?

If Bali was a town, I would choose Bali over anything. The tolerance. The hindunese. The Patience. Udah lama banget nggak mencurahkan isi pikiranku ke dalam blog ini, entah kenapa, apa karena hidupku kebanyakan senangnya jadi tidak perlu bersedih-sedih menuliskan isi kepalaku, pun atau karena aku memang malas saja menulis. -aku kebanyakan menulis di atas kertas, sih, baru-baru ini. Hidupku berjalan dengan baik, bahkan sangat baik. Meskipun sehari-hari minim orang yang mengajakku mengobrol lewat pesan singkat, pun orang-orang yang awalnya aku ajak berkirim pesan pada akhirnya aku yang tidak membalasnya lagi. Dulu, aku menyebut diriku, "I can be alone, but i think i still want someone to check up on my things" tapi lama-lama aku terbiasa. Satu bulan, dua bulan, sampai entah bulan yang ke berapa. Aku terbiasa untuk hidup dalam kedamaianku sendiri. I think I am living my best life. I still wish.

Awal

Aku pernah pengen jadi perempuan yang bisa menarik di mata semua orang , tahu segala hal, suka musik-musik yang keren, berusaha suka dan tahu tentang sepak bola, dan berbagai hal yang dikatakan keren oleh kebanyakan orang. Kalau ditanya, apa musik atau band favoritmu? Aku akan terlampau sulit untuk menjawabnya, karena beberapa hal di hidupku tidak ada yang benar-benar kusukai terlebih malah yaa sudah itu-itu saja dan itu-itu lagi. Dalam hal mendengarkan musik, aku tidak terlalu spesifik mendengarkan sebuah band atau sebuah lagu. Kadang aku membiarkan akun spotify ku yang nggak premium itu, iyaaaa gak premium , tapi kan kalau ndengerin lewat laptop bisa milih lagu hahaha . A ku lebih suka menyetel discover weekly yang kadang beberapa lagupun baru aku dengar, kalau aku suka, aku masukkan ke playlist yang cocok dengan vibes lagunya Aku mendengarkan lagu lewat nada dan alunan baru kemudian lewat lirik, apakah sebuah lagu itu sopan dan berterima di telingaku? Memangnya setiap